Bulan Safar adalah bulan ke-2 di tahun Hijriah (29 hari). Asal kata Safar dari Shafar. Yang menurut bahasa (linguistik) berarti kosong, ada pula yang mengartikannya kuning.
Bulan safar sebenarnya bulan biasa, tidak terdapat adanya keistimewaan
yang perlu menjadi sorotan. Dalam Al Qur’an bulan yang mendapat sorotan
adalah bulan haram, Allah swt berfirman : “Sesungguhnya bilangan
bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetetapn Allah
diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi diantaranya empat bulan haram.
Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri
kami dalam bulan yang empat itu… (QS. At-taubah 36). Bulan-bulan
haram tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab; dimana
pada keempat bulan tersebut tidak diperkenankan berperang. Ketetapan
ini berlaku sejak Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai kepada syari’at
Nabi Muhammad saw (Al Qur’an dan Tafsirnya, Depag, 1995/1996, jilid X,
hal. 135). Sementara itu, bulan yang secara khusus disebutkan di dalam
Al Qur’an adalah bulan Ramadhan. Allah swt berfirman : “ Bulan Ramadhan, bulan yang diturunkan di dalamnya (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia…” (QS. Al Baqarah 185). (KH. Husin Naparin Lc, MA)
Dari Abu Hurairah,Nabi bersabda:”Tdk ada penyakit yg menular dg
sendirinya,tdk ada Thiyyarah(meramal nasib dg burung),juga tdk ada
Haamah(anggapan sial krn mendengar suara burung hantu)dan tdk ada pula
Shafara(anggapan sial di bulan Shafar)”(HSR.Bukhari 5757.Muslim 2220).