Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintangan untuk anakmu
Ibu sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah.....
ANDA pasti tahu kelanjutan syair lagu di atas, atau setidaknya pernah mendengar lagu tersebut. Iwan Fals dengan begitu puitis namun gamblang menggambarkan beratnya kehidupan yang harus dijalani seorang ibu demi mendidik dan membesarkan buah hatinya, kita.
Mari hadirkan kembali wajah ibu dalam bayangan kita, dengan seizin Allah genangan air mata akan membanjiri kelopak mata yang mungkin sudah sekian lama kita biarkan tidak menyapanya. Kerut di pipinya mengisyaratkan kelelahan yang sangat, tenaga yang mulai habis dimakan waktu seolah tak lagi sanggup sekedar mengangkat tubuh rapuhnya. Di bola matanya tampak jelas guratan berat kehidupan yang telah dilaluinya. Semua itu, dilakukannya hanya untuk kita yang dicintainya.
"Cinta anak sepanjang gala (leher), cinta ibu sepanjang masa." Pepatah yang biasa kita dengar untuk melukiskan betapa kita, anak-anak ibu, tidak akan pernah sanggup membayar (berapa pun dan dengan apa pun) cinta yang pernah diberikannya. Uwaish AL-Qorni, sahabat Rasulullah, rasa ingin membalas cinta sang ibu rela ingin menggendong ibunya pulang pergi ibadah haji. Bahkan sahabat lain, dilarang pergi berperang bersama Rasulullah, lantaran tidak ada yang mengurus ibunya yang sudah renta. "Rawat dan layani ibumu," perintah Rasulullah kepada pemudaitu.