5 Ciri Pemimpin Idaman Indonesia




 1. Dia harus orang yang beragama Islam, karena dalam kitab suci ummat Islam dijelaskan jika menjadikan pemimpin orang yang bukan islam maka akan mengundang siksaan Tuhan mereka. Meskipun di daerah itu umat Islamnya sedikit, maka yang baik menjadi pemimpin adalah orang Islam, karena Islam itu rahmat bagi seluruh alam. Bukan hanya untuk manusianya tapi juga untuk makhluk hidup yang lain.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS:  An Nisa’ [4]: 144)

2. Dia harus beradab dan juga adil, karena adil saja tidak cukup jika tidak memiliki adab. Kedua sikap tersebut saling melengkapi. Ketika seorang pemimpin mengambil keputusan walaupun itu adil namun ketika menyampaikan keputusan itu dengan disertai tingkah laku atau tutur kata yang tidak beradab maka akan terasa tidak berarti keadilan yang diterima oleh rakyatnya. Akan lebih baik lagi ketika sikap beradab itu lebih dahulu diberikan sebagai contoh sebelum memberi keputusan yang adil.


3. Dia dapat menyatukan hati rakyatnya, mulai dari Sabang hingga Merauke. Yang menjadi penekanan pada poin ini adalah menyatukan hati, bukan hanya sekedar menyatukan fisik rakyatnya. Seorang pemimpin dapat menyatukan keberagaman rakyatnya tanpa menyinggung apalagi menyakiti sebagian rakyat yang lain. Jika hanya untuk menyatukan fisik masih bisa di lakukan dengan mudah namun tidak memiliki kekuatan. Namun jika dapat menyatukan hati rakyatnya dari berbagai macam sudut pandang, dari berbagai macam perbedaan. Maka kekuatan itu akan menjadikan daerah itu jaya dan tahan dari gangguan baik dari dalam maupun dari luar.

4. Dia bijaksana melalui musyawarah. Segala keputusan yang dia buat bukan berasal dari hasrat pribadi maupun kelompok namun memang murni dari hasil diskusi dan musyawarah agar mendapatkan hasil yang bijak bagi kebaikan rakyatnya. Meskipun dia sangat bijaksana tapi tidak bisa musyawarah dan menghargai pendapat orang lain, maka kebijaksanaan yang diberikan akan tidak berarti apa-apa bagi sebagian yang lain bahkan sampai tidak berharga. Memang tidak mudah, namun jika kita mau dan saling mendukung dalam kebaikan maka bisa saja terjadi dengan bantuan Tuhan.

5. Dia berjiwa sosial dengan seluruh rakyatnya. Mampu merangkul semua kalangan dan tingkatan. Tidak hanya bersosialisasi dengan lingkungannya namun juga bisa dengan seluruh lingkungan yang ada. Baik itu lingkungan besar maupun kecil. Bukan juga semata-mata hanya mencari muka dengan rakyatnya dan sekedar mengenal lingkungan dan rakyatnya, tapi dituntut untuk bersama-sama membangun hubungan yang berkelanjutan bagi rakyatnya. Sehingga walaupun dia tidak sanggup lagi untuk menjadi pemimpin masih ada hubungan baik yang terjalin antar lingkungan dan rakyatnya.


                    

No comments: